FOUCAULDIAN: Kritik Hegemoni Orde Baru (Studi Karya-Karya W.S Rendra)

Dalam sejarah politik Indonesia yang relatif singkat, berbagai rezim kepe�mimpinan telah berganti. Dimulai dengan Soekarno yang memerintah selama 21 tahun dari 1945 hingga 1964, kemudian Soeharto mengambil alih kekuasaan dan memerintah selama 32 tahun dari 1966 hingga 1998 dengan nama Orde Baru. Perbedaan antara Orde Lama dan Orde Baru
terlihat jelas dalam ideologinya. Orde Lama mengusung kemandirian dan anti-nekolonialisme, sedangkan Orde Baru fokus pada pembangunan dan stabilitas nasional.
Setiap rezim memiliki visinya sendiri, yang tercermin dalam kebi�jakan dan diskursus mereka. Menurut Michel Foucault (1980), diskursus ini adalah wacana kebenaran yang sengaja dibentuk oleh masing-masing rezim. Orde Lama menekankan anti-nekolonialisme, sementara Orde Baru menggunakan jargon pembangunan untuk mendukung kekuasaan�nya. Kedua rezim menciptakan stabilitas untuk waktu yang lama, namun
Orde Baru juga menunjukkan kekuasaan yang sangat dominan dan sering kali koruptif.Jargon-jargon yang digunakan oleh orde baru untuk mempertahan�kan kekuasaannya menurut Gramsci disebut Hegemoni. Pemerintah Orde Baru menggunakan slogan pembangunan untuk membenarkan tindakan represif seperti penangkapan dan penahanan terhadap tokoh politik dan
mahasiswa kritis. Penindasan ini menunjukkan bagaimana kekuasaan absolut dapat mengabaikan prinsip-prinsip kemanusiaan.