Membangun Keluarga Perspektif Psikologi Islam

Mengawali buku ini, aku pengin nanya dulu sesuatu,
nih. Tolong jawab dengan serius dan apa adanya. Jika aku
sebut kata “KELUARGA”, apa sih yang kemudian terlintas
di pikiranmu?
Apakah hanya muncul wajah orang-orang yang selama
ini berbagi darah yang sama dengan kita? Ayah, ibu, saudara
kandung, sepupu, paman, dan bibi. Atau apakah lengkap
dengan memori atau episode kehidupan tertentu bersama
mereka?
Sebagai refleksi dan evaluasi awal, aku mau cerita. Bahwa
jika disebutkan orang-orang tertentu dalam kehidupan kita,
lalu yang pertama terlintas bukan hanya terkait wajah atau
tulisan namanya, tapi juga lengkap dengan episode memori
bersama orang-orang tersebut, maka orang-orang tersebut
punya arti banyak dan lebih dalam hidup kita.
Namun jika ternyata selewat lalu, hanya sekelebatan saja
bayangan tentang wajahnya, barangkali memang mereka
tidak sepenting itu bagi diri kita. Atau barangkali, kita tak
cukup serius memikirkan, dan membaca tulisan ini dalam
lamunan, hehe.